Aliran-Aliran
Dalam Etika Profesi Hukum
1.
Hedonisme
Aliran Hedonisme
memandang kenikmatan sebagai seuatu
kebaikan yang paling berharga dalam hidup manusia. Ukuran baik buruknya suatu
sikap atau perilaku adalah sejauh mana sikap dan perilaku tersebut dapat
memberikan kenikmatan yang berkualitas bagi diri pribadi.
Kenikmatan yang dimaksud adalah
kenikmatan lahiriah yang sifatnya sementara dan durasinya singkat sekali
sehingga melahirkan kecanduan dan ketergantungan. Sebagaimana kecanduan
narkotika dan rokok.
Melihat
kecenderungan mencari kenikmatan singkat tersebut para filusuf seperti Epikurus menganjurkan agar orang
tidak mengejar kenikmatan lahiriah tetapi kenikmatan rohaniah juga. Karena
kenikmatan rohaniah bisa tahan lebih lama dan sesuai dengan kodrati manusia.
Pada pokoknya kenikmatan seharusnya berada dibawah penguasaan manusia bukan
malah manusia yang diperbudak oleh kenikmatan sementara tadi.
Sehingga dapat ditarik definisi
bahwa hedonisme adalah mencintai kenikmatan sementara yang sangat dan berakibat
pada ketergantungan.
Kebaikannya adalah :
·
hedonisme mampu mengalihkan dunia
manusia yang awalnya terpuruk menjadi kesenangan
Keburukannya:
·
Kesenangan itu hanya bersifat sementara
·
Tidak bisa mengobati/menyembuhkan atau
menghilangkan tetapi hanya sebatas mengalihkan
·
Berakibat ketergantungan
·
Memicu untuk melakukan tindak asusila
Contoh
perilakunya: pecandu narkotika, perokok, game (online), dugem,
2. Eudaemonisme
Kata
eudaemonisme berasal dari Bahasa Yunani “eudaimonia” yang artinya pengawal yang
baik atau keberuntungan dan kebahagiaan. Eudaemonisme hampir sama dengan hedonisme
yang menjadikan kenikmatan sebagai tujuan bukan akibat. Padahal dalam sebuah
moralitas yang dipentingkan adalah motif dibalik sikap dan perilaku, bukan
pengalaman empirik (bentuk dan akibat dari sikap dan perilakunya).
Namun
eudemonisme meskipun hamper sama akan tetapi tujuan yang akan diperoleh adalah
kenikmata rohaniah.
Kebaikannya:
·
Ditujukan pada kenikmatan rohaniah yang
bersifat tidak sementara
Keburukannya:
·
Harus merasakan kenikmatan lahiriah dulu
sebelum rohaniah
·
Kenikmatan rohaniah/terakhir sukar
dipuaskan
·
Bisa jadi masih terjadi tindak asusila
bagi para pelakunya karena masih melewati masa kenikmatan sementara dulu.
Contoh
Perilakunya: memakai narkoba sebagai penghilang stress di saat suntuk
mengerjakan suatu pekerjaan
3. Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap ingin
melakukan hal-hal yang serba instant, enggan dengan sebuah usaha keras yang
membutuhkan waktu lama padahal tujuan yang diharapkan adalah sesuatu yang
berupa kenikmatan yang memuaskan.
Contoh perilakunya: ingin sukses
tanpa belajar dan kerja (nyontek), judi, copy paste, menyuap.
Kebaikannya:
·
Cepat mendapatkan seuatu keinginan
·
Tidak membutuhkan usaha yang keras
Keburukannya:
·
Hasil yang diperoleh tidak maksimal
·
Tidak mendapat kepuasan dari diri
sendiri
·
Mendidik sifat manja dan tidak jujur
4. Utilitarisme (utilisme)
Secara etimologi
utilisme berasal dari Bahasa Yunani utilis yang artinya bermanfaat. Utilitarisme
lebih menekankan keuntungan pada setiap orang dan diri sendiri namun yang
dominan adalah mengejar manfaat untuk pribadi. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan dari definisi itu yakni utilitarisme adalah mengaitkan kebahagiaan
perorangan atau diri sendiri dengan keharusan untuk menciptakan kebahagian
orang lain karena manusia terlahir sebagai mahluk sosial yang saling
menggantungkan diri dan membutuhkan manusia lainnya.
Contoh: membantu orang lain karena
dia juga butuh sehingga ketika kebutuhannya sudah terpenuhi ia terkadang lupa
dengan orang lain yang membantunya dan kebetulan membutuhkannya.
Keburukannya:
·
Jika sudah terpuaskan dirinya terkadang
melupakan kepuasan manusia lainnya
·
Memicu sifat egois
Kebaikannya:
·
Bermanfaat untuk pribadi dan orang lain
·
Mendidik sifat mandiri
No comments:
Post a Comment
setelah selesai membaca tolong dikomentari yah..... makasih