Thursday, February 2, 2023

 

PANDANGAN ISLAM DALAM TERJADINYA  FENOMENA GERHANA MATAHARI DAN BULAN

Oleh: Lina Asriyah


“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedakahlah.”(HR.Bukhari Muslim).

Gerhana matahari adalah fenomena alam yang menarik untuk diamati. Secara umum, fenomena gerhana matahari adalah sebuah peristiwa antariksa tertutupnya sebagian atau seluruhnya dari matahari. Gerhana adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat dijelaskan dalam dua pandangan yakni Islam dan Sains.

Dalam bahasa Arab, gerhana dikenal dengan istilah kusuf dan khusuf. Istilah kusuf ditujukan pada gerhana matahari sedangkan khusuf untuk gerhana bulan. Secara sederhana, gerhana matahari atau kusuf merupakan peristiwa tertutupnya sinar matahari oleh bulan sehingga matahari tidak tampak dari bumi. Sedangkan gerhana bulan atau khusuf adalah peristiwa saat sebagian atau keseluruhan wajah bulan dalam fase purnama tertutup oleh bayangan bumi.

Gerhana dalam Pandangan Islam

Dilansir dari Republika.co.id, pada masa Nabi Muhammad fenomena ini pernah terjadi. Namun, pada saat itu, banyak orang yang menghubungkan fenomena alam dengan mitos atau legenda. Misal, peristiwa ini terjadi karena kematian Nabi Ibrahim. Dalam mengatasi masalah ini, Rasulullah memberikan penjelasan dalam salah satu haditsnya.

“Matahari dan bulan adalah sebagian dari tanda-tanda Allah SWT yang tidak terjadi gerhana untuk kematian atau kehidupan seseorang,” (HR Bukhari dan Muslim).

Bagi sebagian orang, fenomena gerhana matahari dan bulan hanya kejadian astronomi saja yang acapkali menjadi tontonan ramai-ramai. Namun bagi orang beriman, fenomena gerhana adalah bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

Dalam Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam yang ditulis Qomaruz Zaman disebutkan bahwa gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia. 

Peristiwa gerhana sejatinya membuat seorang hamba merasa rendah di hadapan Sang Pencipta. Dalam QS Fushshilat ayat 37, Allah SWT berfirman,

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ  لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ  

Artinya: “Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Ayat Al-Qur’an terkait dapat dilihat di sini).