Friday, February 15, 2013

(CERPEN) Sepenggal Kisah Istikharah Cintaku

http://news.okezone.com/read/2012/12/04/551/727012/sepenggal-kisah-istikharah-cintaku

ANGIN bertiup kencang, menyibak geru tasbih debu yang tersirat di pojok rumahku. Untaian kata hanya akan terucap bila aku ditanya. Inilah aku, anak kedua dari lima bersaudara yang merantau menjajaki dunia perkuliahan hingga akhirnya menyelesaikan studi tepat pada waktunya.

Kebanggan yang diperoleh kedua orangtua dan saudara-saudaraku kini terjawab sudah. Hati ini lega, namun sedikit merasa risau, gelisah, dan galau. Kegelisahanku ini berawal dari kisah asmara yang selama ini kujalin dengan beberapa lelaki. “Ya Allah, sampai kapan Engkau akan mengujiku dengan problem ini?...” celotehku disetiap rintihan doa salatku.

Aku sudah mencoba menjalin kisah asmara semenjak semester dua. Bagiku, itu cinta pertama dan terakhirku. Namun sayang sekali hubungan kami hanya terjalin selama tiga bulan saja. “Stop! Jangan bersedih nak….. ini perjalananmu yang pertama, mungkin bukanlah dia pangeran itu,” hibur ibuku sambil mengusap ubun-ubunku.

Kesedihan pun menerpaku, namun beberapa bulan berikutnya, aku kembali menjalin kisah asmara dengan kakak tingkatku selama dua tahun. Hubungan kami sudah mendapat restu dari orangtua. Akan tetapi Allah membelokkan jalan kami, hingga akhirnya terjadi pertengkaran hebat dan berujung perpisahan.

Tak berhenti sampai di situ, seketika putus ternyata mantan kekasihku yang pertama menghubungiku kembali. Hingga akhirnya kami menjalin hubungan tanpa status.
Dari sinilah akhirnya ku mulai istikharah cintaku pada sang pemberi rasa cinta. Di setiap malamku, kuselipkan doa agar dimudahkan dan ditunjukkan Allah siapa yang terbaik untukku.

Namun, hubunganku dengan mantanku tak baik lagi ketika ia melakukan kesalahan besar, akhirnya tak ada lagi kabar darinya selama kurang lebih satu tahun.
*****

“Tuhan….. kapan aku menikah???,” pintaku di setiap doa dalam salatku. Meski aku tak berpacaran, namun hatiku bahagia karena aku punya orangtua yang hebat dan sahabat-sahabat yang selalu menyayangi dan menghiburku. Hanya kalimat itulah yang selalu terukir di relung batinku.

Setelah sekian lama aku tak menjalin kisah cinta, kini di semester akhirku, tepatnya saat aku menyelesaikan skripsi, aku dipertemukan Allah dengan pria shaleh saat aku di rumah sakit. “Inikah jodohku ya Allah,” ucapku lirih saat bertemu dengannya.

Pertemuan tak berhenti sampai di situ, kamipun menjalin kisah asmara dan berjanji untuk menikah setelah lulus kuliah. Bahkan dia dan orangtuanya juga sudah datang ke rumah untuk memintaku.

****
Tak terasa hubungan kami telah masuk usia empat bulan. Terbesit pikirku untuk mengistikharahkan cintaku, selain agar dimudahkan Allah dalam pernikahan, aku juga ingin tahu sebenarnya sifat kekasihku. Malam itu, kumulai istikharah pertamaku dengan benar-benar tawadlu. Aku berharap Allah menunjukkan kebenaran.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta petunjuk dengan ilmu-Mu, bila Engkau mengetahui bahwa dia menjadikan kebaikan dalam diriku, agama, dan kehidupanku maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusanku dengan dia. Namun jika dia bukan yang terbaik maka jauhkanlah aku darinya dan berikan aku yang terbaik.”

Begitulah syair doa yang selalu kupanjatkan dalam istikharahku. Pagi hari setelah istikharah itu dia menemuiku. Tak sengaja ku buka handphone dia dan kubaca SMS tak senonoh dengan wanita lain.  “Ya Allah inikah jawaban istikharahku semalam?,” tangisku di depannya.

Seketika itupula mantanku yang pertama menguhubungiku kembali dengan kata maafnya. Sungguh gejolak batin ini meronta-ronta meneteskan serpihan air mata yang mengajakku untuk salat istikharah di setiap malamku.
***

Suara detik jam dinding seakan menghiasi setiap malam istikharahku selama lebih dari satu minggu. Anehnya disetiap tidur akhir malamku, aku memimpikan kekasihku yang pertama dan membuatku yakin bahwa dia jodohku. Sungguh hati semakin gelisah, disamping aku masih mencintainya, aku juga sudah dilamar oleh kekasihku. Dan akhirnya kegalauan hatiku tak kunjung usai hingga detik ini….

Oleh Fika Andriyani
 

1 comment:

  1. baguuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuussssssssssssssssss

    #dari ifa adik you

    ReplyDelete

setelah selesai membaca tolong dikomentari yah..... makasih